“ Semuannya berubah, tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri ”, kata-kata bijak tersebut benar adanya jika kita melihat sejarah peradaban manusia.
Adalah kaum evolusionis yang menjelaskan bahwa kebudayaan selalu mengalami perubahan. Salah satunya adalah Auguste Comte, Bapak Sosiologi ini bersama dengan beberaba pemikir pencerahan abad kedelapan belas mengambil model perubahan linear menuju ke satu tujuan akhir. Comte dengan hukum 3 tahapnya menjelaskan perubahan social budaya yang dialami manusia, yaitu tahap teologis, metafisik, dan pada akhirnya adalah positive. Dalam pengertian singkatnya, terjadi perubahan dari mentalitas tradisional menuju pemikiran positive yang rasional dan empiric.
Berbeda dengan comte, Sorokin, seorang sosiolog berkebangsaan Rusia justru menampilkan perubahan melalui teori siklus. Artinya, tahap-tahap sejarah cenderung berulang-ulang dalam kaitannya dengan budaya dominan.
Ada benarnya Comte dengan hukum 3 tahapnya. Dapat kita lihat pada zaman kekinian, cara berfikir positive telah begitu mendominasi di Negara maju bahkan negara-negara berkembang. Teknologi berkembang begitu pesat, jarak dan waktu bukan lagi merupakan suatu masalah.
Permasalahan yang muncul adalah penggunaan sumber daya alam dan energi untuk kepentingan manusia telah mengancam kelangsungan sumber daya alam dan energi itu sendiri. Terdapat ketidakseimbangan antara ketersediaan sumber daya dengan kebutuhan manusia.
Hal ini pula membuat cemas golongan konservatif dan pecinta alam maupun lingkungan akibat dari pengerusan sumber daya sebagai dampak dari pola pikir ilmiah yang telah mengembangkan teknologi yang begitu pesat.
Berbagai program kelestarian lingkungan hidup telah dilakukan oleh komunitas/masyarakat dengan berbagai kearifannya. Bahkan lembaga tertinggi dunia, seperti PBB telah berusaha dengan konfrensi Rio de Jeneiro, Protokol Kyoto, dan baru-baru ini KTT iklim di Bali, serta sederet program-program lainnya, namun belum juga mampu menjawab secara pasti masalah yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan kelangsungan sumberdaya alam dan energi.
Dari fenomena di atas muncul suatu pertanyaan, yaitu apakah manusia akan kembali kepada zaman tradisional, dimana tidak ada lagi eksploitasi terhadap sumber daya alam?
Dalam hal ini pula, tentu kita bisa mempertimbangkan kembali pendapat Sorokin yang menjelaskan kehidupan ini seperti siklus. Apakah kita akan kembali menggunakan peralatan seadanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dari uraian di atas, dapat kita cermati bahwa saat ini kelompok minoritas ( dalam hal ini adalah kelompok pecinta alam ) telah kembali mendapat tempat dalam kehidupan bermasyarakat dengan ide konservasi alam. Kelompok pecinta alam kembali melakukan dekonstruksi dari kehidupan yang telah keluar jalur.
Pecinta alam.......???Buat kamu,saya dan mereka
0 komentar: